Rabu, 16 Mei 2012

ARAB

Kemana kepergian sisi humanis dari dalam dirimu?



Membuka akunmu kembali, mendapati sosok arab kembali masuk dalam list temanmu. Tak terlalu mengapa memang, toh di list pertemananmu cukup banyak pria-pria arab yang notabene antah berantah, tak terlalu peduli aku, karena orientasimu mungkin memang kearab-araban. (kenapa nggak jadi TKW aja beb? ketemu banyak orang arab loh? hehehe)

Satu akun baru yang menjadi temanmu itu aku buka, isinya tak lebih dan tak jauh-jauh dari art, keanakmudaan dan entah mengapa itu cukup aneh bagiku. Lagi, aku mencoba mendapati teman-teman arab dalam list pertemananmu. Akun-akun itu tak jauh berbeda. Bagiku itu aneh. Walaupun kau nanti menyanggah, tapi bagiku itu cukup mengganjal dipikiranku. Apakah sudah sedmikian globalkah dunia ini? Apakah orang yang dianggap keren itu manakala dirinya mampu bersikap kebarat-baratan dengan budaya hedonisnya? Apakah tak lazim dijaman sekarang untuk tetap zuhud? Apakah seni itu seperti itu, seni itu seperti apa? Sampai-sampai orang arab kehilangan arab mereka.

"Palestina, hari ini sekitar 1600an pejuangnya ditawan oleh Israel. Dilain sisi terdengar berita bahwa pencaplokan lahan terus dilakukan oleh kaum zionis tersebut (Pendudukan tersebut digunakan untuk pemukiman warga mereka)."

"Kawasan Jazirah arab terus saja bergejolak. Rusuh, huru-hara, perang saudara, Demonstrasi besar-besaran menggulingkan segala sesuatu yang tak mereka sukai dengan semaunya. Cenderung cepat panas, mudah melakukan aksi anarkis. Kemana arah semua ini? kearah demokrasi? (Padahal negeri pencipta demokrasi saat ini nafasnya tengah senin-kemis, tengoklah Yunani) Semoga anggapanku salah, cukup dimoderatkan saja, penyesuaian."

Aku menghela nafas, lalu membuangnya panjang. Cukup miris melihat fakta ini. Fakta bahwa saat ini bangsa arab kehilangan kepekaan atas fakta yang terjadi, fakta yang menimpa saudara-saudara mereka. Mengapa mereka sibuk dengan urusannya sendiri? Bagiku ini terasa menyakitkan dan tak adil. Orang-orang arab yang tengah hidup di tempat lebih aman dan nyaman mereka bersantai, mereka menikmati dunianya sendiri. Apakah saat ini sebegitu mahalkah kepekaan mereka? Palestina, siapa yang memikirkan? bukankah kalian satu ras? Mengapa bisa sedemikan jadinya. Setidaknya lakukanlah sesuatu, atau berpikirlah tentang mereka. Tengok bagaimana dan apa yang terjadi? hal ini cukup menampar, sangat menampar. Sungguh pilu mendapati yang terjadi

Arab, kemana sisi humanismu? Itukah yang kau harapkan daripada mereka, Beb? sejenak, berpikir dan lakukanlah sesuatu, untuk mereka.



Tidak ada komentar: