Rabu, 28 Desember 2011

season ending for A

sambut suka cita
teriaklah kencang sebebas-bebasnya seraung-raungnya
sejadi apapun suara yang kau hasilkan
bila kemudian petang datang lalu kelam menyapa 
terimalah karena itu akibat kau telah menjalani pagi yang manis serta menjumpai siang yang terik berisik intrik

karena malam itu gelap
dan karena gelap kita tak bisa melihat
ups
karena pekat tak mampu melihat suasana
aku tak ingin itu, maka
aku sudah tersenyum selebar mungkin,
namun pekat nampaknya menghapus kesemuanya
lalu berdentinglah 
mungkin sembari menghitung biji-biji padi yang kau ukir dalam ulir mur dan baut
pekat, malam dan maghrib
pulang
lalu kembali ke kandang, selesai

pikiranku bebas
sambutlah aku di penghujung malam
kelak doaku akan terkabulkan kembali
:)

-warung 21 maret 2011-

Ra Kalap

Aku berjalan kembali, dan lagi aku temui jejak kuasa-Nya sembari berbicara: Oh, catatan ini milikku, Tuhan